Monday, June 8, 2015

Review: Silent Melody



Detail Buku
Judul: Silent Melody
Penulis: Sabrina Zee
Editor: Rina S.
Desain Sampul: Melissa Effendy
Penerbit: Kosa
Cetakan: pertama, 2015
Tebal: 378 halaman
ISBN: 978-602-71220-2-4

Dibaca
1-3 Juni 2015

Review
Kesan pertama ketika saya melihat buku ini yaitu, wow tebal. Ukuran kertasnya cenderung besar, dan marginnya kecil. Padat sekali nih isinya. Tapi yang pasti sih, desain sampul dan blurb-nya cukup menarik. Membuat penasaran dan menebak-nebak inti cerita dari novel ini. Dan setelah membacanya, saya tidak menyangka bahwa konfliknya ternyata cukup sangat berat.

Novel ini bercerita tentang sepasang sahabat. Lyra. Hidupnya nyaris sempurna. Cantik, pandai menyanyi, mempunyai grup band yang terkenal, dan selalu dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman yang menyayanginya. Bahkan Gerry--cowok yang selama ini disukainya, membalas perasaannya. Hanya satu kekurangan Lyra, dia tidak beruntung dalam hal akademis. Tetapi hal itu tidak pernah membuatnya minder. Lyra selalu menanggapi secara positif apapun yang terjadi dalam hidupnya.
Lyra memandang wajah Gerry di hadapannya. Ia bertanya-tanya dalam hati apakah ada hal lebih baik yang akan terjadi dalam hidupnya selanjutnya. Karena terus terang saja, ini hal paling bagus yang pernah terjadi dalam hidupnya. Ia hampir tidak bisa bernapas mengetahui kalau Gerry membalas perasaannya.
(Halaman 59)
Josh. Cowok pintar yang pemurung dan tidak banyak bicara. Dia sudah menyukai Lyra sejak pertama kali mereka bertemu. Tapi Josh tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya. Dia merasa tidak pantas karena mempunyai masa lalu yang buruk. Ibunya meninggal ketika dia berusia sepuluh tahun. Sejak saat itu, ayahnya berubah menjadi pribadi yang kasar. Sering mabuk dan memukuli badan Josh ketika sedang marah. Hal itu tentu saja mempengaruhi hidup Josh, sehingga dia hampir bunuh diri dan mencelakai Della--gadis yang dulu menjadi kekasihnya.
Senyum ceria Lyra adalah salah satu alasan kenapa ia bisa menyukai gadis itu. Di samping Lyra, ia selalu bisa merasa ringan dan tidak perlu memikirkan hal-hal jelek. Dan yang paling penting, di samping Lyra ia bisa menjadi dirinya sendiri, dirinya sendiri yang terbaik.
(Halaman 53)
Semuanya berubah ketika sebuah musibah menimpa keluarga Lyra yang membuat dia divonis gila. Dua orang teman band-nya meninggalkannya, begitu juga dengan Gerry yang tidak ingin menghabiskan masa mudanya dengan sia -sia. Hanya Josh yang selalu setia menemani Lyra.
Elo semua nggak tau. Bagi gue, mereka adalah keluarga. Bahkan gue menyayangi mereka lebih dari bokap gue sendiri. Di sekitar merekalah gue bisa nemuin kehangatan dan dukungan yang nggak gue dapetin di dalam keluarga gue sendiri.
(Halaman 121)
Buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi cerita tentang masa-masa 'bahagia' Lyra hingga dia mengalami musibah, masa-masa Josh dengan setia berusaha menyembuhkan Lyra, juga ketika Lyra mengetahui latar belakang dan masa lalu Josh. Sedangkan bagian kedua mengisahkan kehidupan Lyra dan Josh lima tahun kemudian.

Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, secara bertahap penulis memperkenalkan satu per satu tokohnya. Mulai dari kedua tokoh utama sampai tokoh-tokoh pendukungnya seperti anggota keluarga Lyra, sahabat-sahabat Lyra, sahabat-sahabat Josh, dan tokoh lainnya. Kecuali Lyra--yang mengalami trauma, setiap tokohnya mempunyai karakter yang konsisten sejak awal hingga akhir cerita. Latar belakangnya jelas, sehingga pembaca bisa mengerti karakter mereka yang sekarang.

Dialog yang terjadi di antara tokohnya renyah dan mengalir. Tapi, saya merasa kurang sreg karena para tokohnya menggunakan panggilan elo-gue, padahal latar tempatnya berada di kota Bandung. Atau murid-murid di SMA Internasional memang begitu ya? Dulu sih ketika saya sekolah di SMA Negeri, panggilannya kalau bukan aku-kamu ya aing-maneh (bahasa Sunda kasar, cowok-cowok biasanya) :D Sebenarnya panggilan elo-gue itu bisa diabaikan, seandainya tidak banyak bertebaran kata-kata Sunda seperti pisan, ceunah, geulis, dan lain-lain.

Namun secara keseluruhan sih, saya cukup menikmati jalinan ceritanya. Menggunakan alur maju-mundur, penulis berhasil mengaduk-aduk perasaan saya. Emosi saya dibawa naik-turun ketika mengikuti kisah persahabatan yang bertransformasi menjadi rasa cinta dan rasa benci ini. Bahagia, kaget, sedih, kecewa, haru, semua saya rasakan. Cape, hehehe….

Walaupun ending-nya sudah tertebak, tapi penulis begitu lihai meracik berbagai konflik yang menurut saya sangat berat untuk ukuran remaja. Setelah dibuai dengan kisah percintaan ala anak-anak sekolah, tiba-tiba saya dikejutkan dengan perbuatan kriminal tingkat tinggi dan keinginan balas dendam yang mengerikan. Memang sesuai dengan gambar sampulnya yang terkesan kelam.

Eh, tapi sisi romantisnya juga ada kok. Sayang, latar tempatnya kurang dieksplor, padahal kan banyak sekali tempat-tempat romantis di Bandung.

Rating
Tiga dari lima bintang untuk Lyra dan Josh :)

19 comments:

  1. Kagum sama Mbak Nathalia yang terus baca novel-novel terbaru. Lha aku, seminggu lalu beli 2 novel diskonan, sampe sekarang malah belum dibuka. Minat baca turun drastis akhir-akhir ini. Tadi aku baca judul novel di atas, kirain terjemahan. Eh ternyata bukan ya Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali Mbak Nathalia pecinta buku, pasti di rumahnya juga suka baca deh :)

      Delete
  2. Alasan divonis gila kenapa mbak? Apa cuma alibi?

    Jwbannya pasti suruh baca haha

    ReplyDelete
  3. Alasan divonis gila kenapa mbak? Apa cuma alibi?

    Jwbannya pasti suruh baca haha

    ReplyDelete
  4. kadang aku kurang suka dengan buku novel yang gaya bicaranya tidak nasioanal atau menggunakan bahasa baku. Pastinya akan susah untuk dimengerti dengan cepat. Loe ,goe..aduh....

    ReplyDelete
  5. kayanya seru nih ceritanya, jadi pengen beli

    ReplyDelete
  6. Keren ya Mbak koleksi novelnya, sampai meng review post di blog..kapan kapan bisa di share dong tulisan buku Silent Melody nya Mbak.?

    ReplyDelete
  7. salut dech wat Ibu Nathalia sudah punya anak masih sempet baca novel heheheh

    ReplyDelete
  8. endingnya gimana itu? pengen baca tapi tebel banget, nggak punya novelnya juga:3 hehe

    ReplyDelete
  9. Wow, perbuatan kriminal tingkat tinggi dan keinginan balas dendam yang mengerikan?? Bikin penasaran :)

    ReplyDelete
  10. Yuk beli novelnya, kayanya seru nih

    ReplyDelete
  11. hmm, 3 bintang ya. jadi penasaran bukunya.

    ReplyDelete