Pages

Tuesday, August 26, 2014

Review: Revenge Wears Prada

Dok. Pribadi
Detail Buku
Judul: Revenge Wears Prada
Penulis: Lauren Weisberger
Penerbit: Harper
Tebal: 432 halaman
Cetakan: Special overseas edition 2013
ISBN: 978-0-00-749806-2
Harga: Rp 105.000 Rp 76.950 (beli di Books & Beyond)

Dibaca
Lupa, yang pasti sih berminggu-minggu :p

Review
Beberapa saat setelah buku ini terbit, saya langsung cari-cari reviewnya di Goodreads. Cukup mengejutkan karena reviewnya banyak yang berisi nada kekecewaan. Bahkan ada juga yang menyusun plot sendiri dan mengatakan bahwa plot buatannya jauh lebih amazing dibandingkan dengan plot buatan penulis aslinya. Weleh weleh hihihi…. Membuat saya jadi penasaran, memang sejelek apa sih buku ini? Selain sebenarnya, ada juga sebersit harapan semoga buku ini bisa membuat saya terhibur seperti ketika menonton film The Devil Wears Prada.

Setelah membaca bukunya, ternyata enggak jelek-jelek amat. Rasanya para reviewer di Goodreads terlalu berlebihan . Sebagai penggemar The Devil Wears Prada (meskipun saya baru menonton filmnya dan belum membaca bukunya), saya memang enggak merasa terlalu puas, tapi ya enggak terlalu kecewa juga. Meskipun jujur, saya sebenarnya agak kecele, karena mengira buku ini bisa membuat saya tertawa-tawa seperti karya-karyanya Sophie Kinsella. Tapi ternyata karyanya Lauren Weisberger ini full of drama.

Jadi, buku ini bercerita mengenai Andy setelah sepuluh tahun meninggalkan pekerjaannya di Runway, sebuah fashion magazine. Cerita dibuka dengan adegan Andy yang bermimpi buruk tentang Miranda (mantan bosnya di Runway) pada malam sebelum hari pernikahannya. Pertanda apakah ini? Perasaannya semakin memburuk ketika dia menemukan surat dari Barbara kepada Max, calon suaminya. Dalam surat itu Andy menemukan kenyataan yang membuatnya resah. Pertama, bahwa calon mertuanya itu tidak menyukai keputusan Max untuk menjadikan Andy sebagai istrinya. Kedua, bahwa Max pernah bertemu dengan mantan kekasihnya di Bermuda dan tidak menceritakannya pada Andy. Walaupun begitu, Andy akhirnya menikah dengan Max.

Andy beruntung karena Max sangat mendukung karirnya di The Plunge. Majalah itu Andy rintis bersama Emily, (mantan asisten Miranda). Yup! Emily akhirnya dipecat oleh Miranda. Kebencian yang sama terhadap Miranda membuat mereka menjadi teman baik, lalu sama-sama membangun The Plunge, sebuah wedding magazine.

Kenyamanan yang Andy rasakan terusik saat Elias-Clark bermaksud untuk membeli The Plunge. Max (sebagai investor utama) dan Emily (yang di lubuk hatinya rupanya masih memuja Miranda) begitu bersemangat dengan tawaran tersebut. Elias-Clark gitu loh…. Namun Andy menolak, karena apabila mereka menjualnya, maka Andy harus kembali bekerja bersama Miranda, editorial director yang membawahi semua majalah di Elias-Clark. Andy trauma. Dia sudah membangun dengan susah payah majalah tersebut. Dia sudah mempunyai Max, suami yang perhatian sekaligus ayah yang baik bagi buah hati mereka. Dia juga sudah mempunyai Clementine, bayi yang manis dan menggemaskan. Dia bisa mengatur jadwal pekerjaannya secara fleksibel. Dia tidak sudi kehilangan semuanya dan kembali terjebak bersama Miranda, the Devil.

Di bagian awal, saya kurang menikmati isi cerita. Alurnya terasa sangat lambat. Terlalu banyak adegan flashback yang menjelaskan fakta-fakta sejarah (hal-hal yang terjadi selama sepuluh tahun ke belakang). Seperti cerita putusnya Andy dengan Alex, awal mula pertemanan Andy dengan Emily, bagaimana Emily tiba-tiba mempunyai ide untuk membuat The Plunge, perkenalan Andy dengan Max yang akhirnya berujung pada pernikahan. Membosankan. Makanya saya cukup lama membaca buku ini, karena diselingi dengan membaca buku-buku lain.

Baru setelah mencapai bagian akhir, alurnya mulai cepat dan ceritanya mulai menarik. Sebagian besar pembaca mungkin membenci Andy karena sikapnya yang overreacting dalam menanggapi penjualan The Plunge. Tapi saya sih sangat mendukung apa yang dilakukan oleh Andy (karena saya juga merasa kecewa dengan pengkhianatan Max dan Emily). Fiuh…. Untung happy ending.... Udah ah, takut spoiler :D
'You'll sign those papers this week,' she said, her breath icy on Andy's cheek. 'You'll stop making trouble for everyone.' Then, just as quickly as she claimed Andy, Miranda gave her arm the slightest push. I'm done with you. Now move along. (halaman 343)
Rating
Tiga dari lima bintang untuk Andy yang teguh pendirian :)

10 comments:

  1. salut masih sempat baca berkualitas..tapi kayanya dengan baca review revenge wears nya dari sinih, saya udah sebuku deh bacanya...:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. baca novel sama baca berita beda... klo berita, dceritain apa intinya, udah cukup... tp klo baca novel, dceritain apa intinya, enggak seru :p

      Delete
  2. kalo heppy ending,suka banget tp kl dah sad ending rasanya g suka aja hahaha

    ReplyDelete
  3. Wah keren keren Kebetulan besok ada rencana ke toko buku Gramedia. Wah wah mau cari juga ah buku ini

    ReplyDelete
  4. Aku juga sering nggak klik sama buku kalau baca bagian awalnya. Kadang sukanya setelah baca bagian tengah. Baru sekali menjejak dimari. Sukses buat blognya yang ini ya mbak ^^

    ReplyDelete
  5. Ada versi gratisnya gak y? saya belum baca neh dan berharap ada yang ngasi buku neh hehe...

    Salam dari Pulau Dollar

    ReplyDelete