Pages

Tuesday, October 2, 2018

Blog Tour Black Leather Jacket: Review dan Photo Challenge



Detail Buku:
PENERBIT RORO RAYA SEJAHTERA
NOVEL 
Status: BKP 
BLACK LEATHER JACKET 
ADITIA YUDIS & IFNUR HIKMAH 
SC; 14 x 20 cm 
Jumlah Halaman: 370 hlm 
Bookpaper 55 gr; 
ISBN : 978-602-51290-5-6 
Harga: Rp 88,000 

Blurb:
SETIAP CINTA BUTUH REVISI 

Laura tak punya alasan untuk menyukai Aidan. Pertama, novel debut lelaki itu kini mengalahkan novel-novel Laura di rak best seller. Kedua, foto Aidan yang terpampang besar di sampul belakang novelnya semakin mempertajam kecurigaan Laura: lelaki itu hanya penulis romance (genre yang dibencinya!) bermodal tampang. Jadi, maaf deh kalau dia merasa keberatan ketika Laura dipasangkan dengan Aidan untuk proyek novel selanjutnya. Tahu apa lelaki itu soal menulis novel berkualitas? 

Semakin jauh mengenal Aidan, Laura tahu bahwa lelaki itu punya pengetahuan luas tentang thriller, genre cerita favorit Laura. Aidan bahkan hafal kutipan-kutipan Agatha Christie! Sedikit demi sedikit Laura membangun respek tersendiri untuk Aidan—dan belakangan tanpa dia sadari… cinta. 

Tapi sebelum Laura berhasil membuat Aidan tahu tentang perasaannya, lelaki itu menghilang. Membiarkan proyek menulis mereka terbengkalai begitu saja—seolah tak ada artinya. Alih-alih marah, Laura merasa sangat kecewa dengan sikapnya itu. You’re breaking my heart, Aidan, and the saddest part is… you don’t even know about it.

Review
Novel ini dibuka dengan adegan saat Aidan meminta izin pada om dan kakaknya (Richard dan Allan) untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai Chief Technology Officer di perusahaan keluarga supaya bisa fokus melakukan revisi naskah novel Black Leather Jacket. Naskah tersebut merupakan karya ibunya yang belum selesai. Oleh karena itu, Aidan diam-diam menyelesaikannya. Dan ternyata ada penerbit yang tertarik untuk menerbitkannya. Richard tentu saja mengizinkan, namun Aidan harus berjanji agar segera kembali setelah novelnya terbit.

Tak disangka, rupanya Black Leather Jacket menjadi novel best seller bahkan diadaptasi menjadi sebuah film. Aidan pun sadar bahwa dia sangat menikmati hidupnya sebagai penulis. Aidan semakin mantap untuk menekuni passionnya. Namun keputusannya tersebut membuat Allan marah karena harus menanggung pekerjaan adiknya. Hal ini juga memengaruhi hubungan Allan dengan Claudia, tunangannya.
Bukan berarti selama tinggal dan mengurus bisnis keluarga dia merasa terkekang, tapi menjadi penulis jauh lebih menyenangka. Dia merasa jauh lebih hidup.
(Halaman 43)
Lalu ada Laura, penulis senior di penerbit yang sama dengan Aidan. Saat ini, dia sedang berjuang menyelesaikan naskah novelnya yang berjudul Brown Eyes Don't Lie. Sebagai Ratu Thriller, karyanya tidak perlu diragukan. Namun Mya, editornya yang baru, meminta Laura agar memasukkan unsur romance ke dalam karyanya agar kisah dalam novelnya menjadi lebih kaya.

Permintaan yang berat karena Laura tidak suka menulis cerita cinta. Hingga Mya menyarankan Laura untuk bekerjasama dengan Aidan. Tentu saja, awalnya Laura menolak. Namun lama-kelamaan akhirnya dia mau menerima bantuan dari Aidan untuk merevisi naskah novelnya. Sayangnya, saat proyek mereka belum selesai, Aidan tiba-tiba menghilang.
Brown Eyes Don't Lie adalah targetnya, tapi urusan romansa membuat penyelesaian novel itu seperti angan-angan belaka. Susah diraih dan Laura semakin lelah.
(Halaman 50)
~~~

Saya suka sekali dengan tema novel ini, sangat menarik. Tentang penulis dan naskahnya, tentang penulis dan editornya, tentang penulis dan keluarganya, pokoknya all about penulis. Bahwa di balik setiap buku yang saya baca, ternyata ada bermalam-malam lembur yang dilalui penulis, ada berhari-hari riset yang dikerjakan penulis, ada berjam-jam diskusi bersama editor, serta mungkin ada hal lain yang terpaksa dikorbankan penulis seperti Aidan yang mengorbankan keluarganya.

Selain deskripsi fisik tokohnya yang membuat mupeng, wkwkwk..., saya juga suka dengan karakter kedua tokoh utamanya yang sangat bertolak belakang. Aidan yang santai berusaha membantu Laura yang keras kepala. Interaksi di antara mereka tampak kocak di awal, namun seiring bergulirnya cerita mulai terasa serius dan menyenangkan. 

Latar tempatnya digambarkan dengan cukup detail. Memudahkan saya untuk membayangkan dunia Aidan dan Laura. Gaya bahasanya santai dan nyaman dibaca. Dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga, saya dibawa hanyut dalam plot yang enggak tertebak dan penuh teka-teki. Iya, selain gemas dengan sikap Laura yang keras kepala, dan kesal pada Mya yang hobi memaksa hehehe..., saya penasaran sekali dengan kisah antara Richard dan Lani. 

Dulu saya sering membaca karya-karya Aditia Yudis dan Ifnur Hikmah dalam bentuk flash fiction. Bahkan tulisan saya pernah bersanding bersama tulisan mereka dalam buku kumpulan flash fiction yang berjudul 15 Hari. Ceritanya bangga, hihihi.... Namun ini adalah kali pertama saya membaca karya mereka dalam bentuk novel. Duet pula. Keren! Enggak kentara bahwa novel ini disusun oleh 2 penulis. Memang sih ada beberapa pengulangan informasi, tapi enggak masalah.

Novel salah satu pemenang #SAS2BADBOY ini diakhiri dengan ending yang manis hingga saya pun bisa menutup buku sambil tersenyum. Saya juga merasa diingatkan lagi dengan pesan yang tersirat di dalamnya. Tentang memilih prioritas, menyayangi keluarga, dan menyelesaikan tanggung jawab.

Photo Challenge
Dalam photo challenge kali ini, saya diminta untuk menirukan gaya seperti pose di cover Black Leather Jacket. Hihihi.... Sudah mirip belum?


11 comments:

  1. Aku juga suka sama novel yang angkat tema soal dunia kepenulisan 😁

    ReplyDelete
  2. Sukaaa. Novelnya bukan cuma mengangkat cinta, tapi keluarga, priotitas, tapi juga tanggung jawab.

    ReplyDelete
  3. Nah, sebagai pembaca harus baca novel ini dong biar tahu perjuangan penulis dalam melahirkan karya yang kita nikmati. Pesan moralnya banyak juga kayanya yaa

    ReplyDelete
  4. iiiih kaaaaan udah berapa kali baca reviewan novel ini dan aku makin penasaraaan sama ceritanya, banyak pelajaran nih dalam novel ini. bismillah semoga berjodoh :)

    ReplyDelete
  5. Oooo ternyata Black Leather Jacket itu diambil dari judul novel yg dibuat oleh Aidan dan Laura di sini toh. Aduh, saya mengira si Aidan yg demen pake jaket kulit :D

    ReplyDelete
  6. novel di dalam novel, keren pastinya...

    ReplyDelete
  7. Menarik nih.... Awalnya gak gitu tertarik, tp setelah baca review ini jadi tertarik. Selalu suka kalau ada cerita yang mengangkat tema kepenulisan :D

    ReplyDelete
  8. Komplit banget ceritanya. Jadi makin penasaran buat baca. Trusssss aku salfok sm foto di bawah. Jaketnya bagus mba. 😂😍

    ReplyDelete
  9. Aku emang sering lihat novel ini sih. Tapi aku baru pertama kali baca reviewnya. Dan ternyataaaaaa keren sumpah unik bikin tertarik. Kisah yang nggak dipikirin sebelumnya buat di jadiin cerita (soal nya aku emng jarang bangetttt nemu novel yang isinya tentang sesuatu yang akhirnya orang tersebut ketemu sama passion nya, dan banyak banget perjuangan & sesuatu yang harus di korbankan), sumpah menurutku itu keren banget inspiratuf banget. Dan emang bener banget kalau jadi penulis itu nggak gampang. I like it 👍😍. Btw kak Nat foto pake jaket nya bagus

    ReplyDelete
  10. Seperti yang dibilang Kak Nat, bahwa dibalik terbitnya karya, ada banyak porsi istirahat--bahkan mungkin family time--yang berkurang. Tapi semua tergantung prioritas. Dan di antara berbagai kegiatan lainlain, 2 penulis iniini bisa menghasilkan karya duet yang menerima respon dan review baik. Apalagi dengan profesi tokoh yang penulis pahami dengan baik dan plot penuh teka-teki yang enggak bocor, duet dua penulis ini pasti cucook banget.

    ReplyDelete
  11. Kereen teh photo challange nyaa 😁

    ReplyDelete