Tuesday, January 5, 2016

Review: Awaiting You



Detail Buku
Judul: Awaiting You
Penulis: Nadya Prayudhi
Editor: Herlina P. Dewi
Penerbit: Stiletto Book
Cetakan: 1, Juni 2015
Tebal: 257 halaman
ISBN: 978-602-7572-40-9
Harga: Rp 49.000

Review
Amora merupakan wanita yang memiliki kehidupan sempurna. Di usianya yang baru menginjak 32 tahun, ibu dari dua orang anak ini sudah lima tahun menduduki jabatan sebagai chief editor pada sebuah majalah fashion. Suaminya, Sam, pria bule berkewarganegaraan Australia, selalu penuh pengertian dan mendukung karir istrinya tersebut.

Hingga suatu hari, dalam perjalanan dinasnya menuju Tokyo, Sam tiba-tiba menghilang. Ia turun di Hong Kong dan tidak melanjutkan perjalanannya ke Tokyo. Berbagai pihak sudah Amora coba hubungi, namun tidak ada satu pun yang dapat membantu. Hal tersebut tentu saja membuat Amora bingung dan panik, meskipun firasatnya mengatakan bahwa Sam baik-baik saja.
Selama hampir delapan tahun mereka menikah, tak pernah Sam menunjukkan perilaku aneh. Ia suami yang baik dan ayah yang hebat.
(Halaman 39)
Di tengah suasana perasaannya yang sedang tak menentu, kehidupan Amora juga diwarnai dengan berbagai ujian. Bilal, anak sulungnya, membuat ulah di sekolah. Saat pelajaran komputer, gurunya mendapati Bilal sedang menonton video tidak senonoh melalui Youtube. 

Gavin, sahabat suaminya, menuduh Sam melakukan bisnis ilegal di belakangnya. Dia juga mencurigai Amora sedang mempunyai masalah pernikahan dengan suaminya, sehingga membuat Sam pergi meninggalkannya. Namun Amora yakin bahwa suaminya bukan tipe pria yang seperti itu.

Lalu ada Lody, fotografer baru di tempatnya bekerja yang membangkitkan perasaan di hatinya. Pria muda itu selalu menunjukkan ketertarikannya pada Amora. Membuat hati Amora berbunga-bunga sekaligus membenci dirinya sendiri karena perhatian dari Lody bisa membuatnya merasa single kembali. Ia merasa mengkhianati Sam.

Kepergian Sam rupanya membuat para pria di sekitar Amora menjadi lebih berani untuk mendekatinya. Termasuk Gavin, sahabat Sam yang mengaku sudah lama menyukai Amora. Membuat kepala Amora mendadak pusing, marah, dan bingung. Apalagi, sejak Gavin mendekat, Amora kerap mendapatkan sms-sms berisi teror dari seorang perempuan misterius.

Seakan belum cukup. Amora juga tiba-tiba bertemu kembali dengan Juan, mantan kekasihnya. Pria dari masa lalu itu menceritakan kesalahpahaman yang dulu terjadi sehingga membuat mereka harus berpisah.

Di antara berbagai cobaan tersebut, godaan dari Lody lah yang terasa paling berat. Amora pun pergi ke Singapura untuk mencari pekerjaan lain. Dengan begitu dia berharap dapat memulai hidup baru di sana.

Sementara itu, Facebook Sam beberapa kali menampilkan foto-foto berbagai tempat di Hong Kong. Hal tersebut membuat Amora yakin bahwa suaminya memang masih hidup. Pak Bambang, detektif yang membantu Amora pun mengatakan bahwa sebenarnya Sam baik-baik saja. Namun Amora tidak habis pikir, mengapa suaminya tidak pernah bisa dihubungi.
Ia tahu Sam masih hidup. Ia yakin Sam masih hidup. Sam pasti masih hidup. Namun kepergiannya kini tak lagi menjadi tanda tanya. Bagi Amora, kepergian Sam sesederhana bahwa ia tak mencintai Amora dan anak-anak lagi.
(Halaman 59)
~~~

Novel ini diawali dengan sebuah bab pembuka yang padat informasi. Dari cerita di bagian tersebut, saya dapat mengetahui bahwa Amora adalah seseorang yang penting di tempat kerjanya, bahwa dia sudah memiliki dua orang anak, bahwa kantornya baru saja menerima pegawai baru, dan bahwa dia merasa sangat kehilangan karena kepergian suaminya.

Alur cerita yang mengalir serta gaya bahasa yang nyaman dibaca, membuat saya betah menghabiskan waktu untuk ikut tenggelam dalam kisah Amora. Melalui sudut pandang orang ketiga, emosi saya dibuat naik turun bersama kejadian-kejadian menuju konflik utama yang dialami oleh Amora. Setelah ada sedikit titik terang tentang suaminya yang hilang, eh gelap lagi. Menggemaskan.

Mengenai konflik pendukungnya, penulis sepertinya memang ingin memfokuskan kehidupan asmara Amora ketika ditinggal suaminya. Namun dengan begitu banyaknya pria-pria yang mendekati Amora, kok rasanya terlalu berlebihan ya. Sudah seperti ratu lebah saja deh #iri, hihihi....

Kalau dari segi penokohan, Amora sebagai tokoh utama dalam novel ini digambarkan memiliki karakter yang cukup kuat dan konsisten. Saya suka bagaimana dia menyikapi kesalahan anaknya. Saya juga suka bagaimana dia merespon secara elegan pria-pria yang mencoba mendekatinya. Tapi jujur, saya merasa agak sebal dengan Pak Bambang, private investigator yang dibayar untuk mencari keberadaan Sam. Memberi informasi kok pelit begitu sih, setengah-setengah, enggak jelas, sok misterius, heuheu....

Secara keseluruhan sih, novel ini lumayan menghibur. Di akhir cerita, penulis akhirnya menjawab rasa penasaran Amora (dan saya juga) mengenai keberadaan Sam. Kenyataan yang cukup mengejutkan, nyeuseuk bacanya. Namun saya juga merasa lega dengan keputusan yang diambil Amora. Ending terbuka pada novel ini setidaknya memberi harapan pada saya bahwa ada kemungkinan nanti Amora bakal *sensor* :D

Rating
Tiga setengah dari lima bintang ;)

6 comments: