Friday, May 29, 2015

Review: Anak Bertanya Pakar Menjawab 1b


Detail Buku
Judul: Anak Bertanya Pakar Menjawab 1b - Tentang Karya & Aksi Manusia serta Isu Sosial & Ekonomi
Penyunting: Hendra Gunawan
Penerbit: Common Room Networks Foundation
Cetakan: Pertama, 2014
Tebal: 160 halaman
ISBN: 978-602-17940-4-3

Review
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, buku seri Anak Bertanya Pakar Menjawab ini terdiri dari dua jilid. Yang pertama, berisi pertanyaan dan jawaban tentang alam & kehidupan serta bumi & lingkungan. Sedangkan buku yang kedua, berisi pertanyaan dan jawaban tentang karya & aksi manusia serta isu sosial & ekonomi. Keduanya merupakan kumpulan pertanyaan dari anak-anak usia Sekolah Dasar yang tergabung dalam SOS Children's Villages Indonesia yang tersebar di sembilan kota di Indonesia dan sudah ditayangkan dalam situs AnakBertanya.com.

Dalam buku yang kedua ini, terdapat tiga puluh sembilan pertanyaan yang dijawab oleh pakar yang berbeda. Pertanyaannya tidak kalah seru dengan pertanyaan di buku pertama. Pertanyaan kritis yang terkesan sederhana, tetapi membutuhkan penjelasan yang tepat untuk menjawabnya. Seperti:
  • Mengapa jarum detik terus bergerak?
  • Mengapa sekolah didirikan?
  • Mengapa saya harus sekolah?
  • Mengapa ada orang yang suka mencuri?
  • Apa saja yang dapat kita lakukan untuk menghargai jasa pahlawan?
  • Mengapa ada banyak agama?
  • Apakah jarak Bandung-Jakarta sama dengan Jakarta-Bandung?


Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh para pakarnya dengan bahasa yang ringan, menyenangkan, dan tidak bertele-tele, sehingga mudah dipahami oleh anak-anak usia Sekolah Dasar. Misalnya:

Mengapa saya harus mempelajari banyak matapelajaran? Berikut cuplikan jawaban yang dipaparkan oleh Pak Iwan Syahril (Pendidik):
Cita-cita kamu apa? Saya beri contoh, ya. Misalnya, kamu mau jadi pedagang. Nah, untuk menjadi pedagang yang sukses, kita perlu kemampuan bahasa yang bagus. Perlu bisa membaca, menulis, pintar berkomunikasi, dan pintar tawar-menawar.
Tentunya seorang pedagang juga harus pandai berhitung, mulai dari hitungan sederhana, hingga hitungan yang sulit. Pelajaran matematika mengajarkan ini, bukan?
Lalu ketika berdagang, kita juga berhubungan dengan orang dari berbagai suku dan budaya. Di pelajaran IPS kita pun belajar tentang ragam budaya di Nusantara dan seluruh dunia.
Pedagang yang baik harus pula bersifat jujur dan dapat dipercaya. Karena itu di pelajaran PKN dan pelajaran agama kita diajarkan bagaimana bersikap yang baik dengan sesama.

(Halaman 67)

Mengapa harus ada uang? Mbak Yasmeen Danu (Perencana Keuangan Independen) menjawab:
Uang diciptakan untuk memudahkan proses pertukaran. Bayangkan bagaimana proses jual beli barang dan jasa dilakukan seandainya tidak ada uang? Misalnya, kamu sedang jalan-jalan ke sebuah toko bersama orang tuamu dan melihat sebuah mobil-mobilan yang kamu suka.
Pemilik toko berkata bahwa dia sedang membutuhkan satu stoples besar coklat untuk diberikan kepada putrinya ketika dia pulang nanti. Nah, jika kamu tidak memiliki satu stoples besar coklat, maka kamu tidak dapat membawa mobil-mobilan itu pulang karena si pemilik toko tidak bersedia menukarnya dengan benda lain yang kebetulan sedang kamu bawa. Menyebalkan bukan?

(Halaman 117)

Temanya memang cenderung lebih ringan dari buku yang pertama, namun tetap menambah wawasan. Apalagi dilengkapi dengan ilustrasi minimalis yang cukup menarik. Dan, yang tidak kalah pentingnya, dilampirkan juga biodata para pakar yang berkontribusi dalam buku ini. Ada sejarawan, psikolog pendidikan, perencana keuangan, aktivis sosial, ahli filsafat, seniman, fotografer, budayawan, sastrawan, dan lain-lain.

Buku ini cocok sekali untuk dibaca tidak hanya oleh anak-anak usia Sekolah Dasar, tetapi juga oleh orang tua sebagai bekal untuk menjawab pertanyaan anak-anak ;)

3 comments: