Wednesday, February 6, 2019

Review: Psikologis Suara Hati


Detail Buku
Judul: Psikologis Suara Hati
Penulis: Ivy Rifki
Penyunting: Yogi Vinanda
Penerbit: Kaifa Publishing
Cetakan: 1, 2018
Tebal: 356 halaman
ISBN: 978-602-6611-89-5

Blurb
Di hari ulang tahunnya yang ke-21, Lintar mendapat kejutan dari Dona, perempuan yang selama ini dicintainya, namun Lintar belum berani mengatakannya. Di saat yang sama Lintar harus menerima kenyataan bahwa hidupnya berubah 180 derajat setelah kedatangan arwah Guntur. Lintar dihadapkan pada situasi yang tidak pernah dia bayangkan, dia harus rela berbagi tubuh dengan Guntur.
Erik, laki-laki yang muncul tiba-tiba, dia memegang sebuah buku yang berjudul Book of Life. Buku yang menyimpan seluruh rahasia Guntur.
Akankah Lintar berani mengatakan cintanya pada Dona? Apakah Guntur ingin mengambil alih tubuh Lintar selamanya?
Novel ini menceritakan bagaimana jalinan cinta, persahabatan, dan dendam adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari jiwa manusia.

Review
Novel ini diawali dengan prolog yang menarik dan diksi yang memikat. Tentang proses kelahiran sepasang bayi kembar. Sayangnya, mereka terlahir kembar siam. Dada mereka menyatu dan hanya memiliki satu jantung saja. Tanpa sepengetahuan istrinya, sang ayah memutuskan untuk melakukan operasi pemisahan dan hanya menyelamatkan salah satu dari mereka. 

Kemudian cerita dibuka dengan kisah kehidupan Lintar. Dia hidup bahagia bersama kedua orang tuanya, serta bersama Dona, sahabat yang diam-diam dia sukai. Namun di hari ulang tahunnya, sebuah petir menyambar Lintar dan membuatnya hilang kesadaran. Tubuhnya pun diambil alih oleh Guntur.

Ternyata Guntur adalah kembarannya yang telah meninggal 20 tahun yang lalu. Selama menggunakan tubuh Lintar, gaya dan sikapnya sangat berbeda 180 derajat, membuat orang tua dan teman-teman Lintar kebingungan. 

Ide dari novel ini sangat unik. Memang masih ada beberapa hal yang terasa misterius. Dalam eksekusinya pun, masih ada peralihan latar dan adegan yang membingungkan karena tanpa tanda/pembatas. Namun secara keseluruhan, novel ini cukup menghibur. 

Karakter tokohnya pun cukup kuat dan konsisten di sepanjang cerita. Selain Lintar dan Guntur sebagai tokoh utama, kisah dalam novel ini semakin seru dengan kehadiran tokoh-tokoh pendukung seperti Dona, Lusi, Vega, Mike, dan lain-lain. Ternyata mereka semua memiliki masalah masing-masing sehingga novel ini menyajikan konflik yang lumayan pelik. 

Kisah dalam novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, membuat saya dapat dengan mudah memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan para tokohnya.

Latar tempat dan latar waktu enggak terlalu dieksplor dalam novel ini. Tapi enggak masalah karena enggak mengurangi keasyikan ketika menikmati ceritanya. Apalagi membacanya sambil mendengarkan alunan gitar dan suara dari penulis. Wuih, mantap.

Novel ini diakhiri dengan ending yang enggak tertebak. Hal yang paling saya suka dari novel ini adalah pesan yang tersirat di dalamnya. Tentang cinta, keluarga, dan persahabatan.

1 comment:

  1. Kok merinding yaa baca nya.. hehehe.. btw, covernya ciamik ya

    ReplyDelete