Tuesday, July 2, 2013

Review Buku: Pintu Harmonika

Dok. Pribadi
Blurb
Dijual cepat: S U R G A!
Punyakah kamu surga di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan begitu bahagia hanya dengan berada di situ?
Rizal, Juni, dan David menemukan surga lewat ketidaksengajaan: Buka pintu harmonika, berjalan mengikuti sinar matahari, dan temukan surga. Surga yang tersembunyi di belakang ruko tempat tinggal mereka.
Walau mereka berbeda usia dan tidak juga lantas bermain bersama, surga membuat mereka menemukan bukan hanya sahabat, tetapi juga saudara dan keluarga. Ketika surga mereka akan berakhir, semangat mempertahankannya membawa mereka pada sebuah petualangan lewat tengah malam. Apa pula hubungannya dengan pencitraan Rizal, masalah Juni di sekolah dan bulu hitam misterius yang berpendar cantik temuan David serta suara-suara misterius di atap rukonya? 
Detail Buku
Judul: Pintu Harmonika
Pengarang: Clara Ng & Icha Rahmanti
Penyunting: Arief Ash Shiddiq
Penerbit: PlotPoint Publishing
Cetakan: Pertama, Januari 2013
ISBN: 978-602-9481-10-5
Harga: Rp 54.000 

Dibaca 
4 Juni 2013 (di kereta Lodaya dalam perjalanan Bandung-Yogyakarta)

Review
Buku ini bercerita tentang tiga anak penghuni ruko di komplek Gardenia Crescent yang berjuang menggagalkan usaha penjualan lahan terlantar yang mereka anggap sebagai surga.

Saya sudah cukup lama mempunyai buku ini. Hanya saja karena membaca paragraf pertama di bagian prolog , saya jadi malas untuk meneruskan.
Senja bukan sekadar penanda waktu yang agung. Cericit burung-burung di kompleks Gardenia Crescent semakin tersamarkan oleh suara air mengalir dari kamar mandi, kemudian hilang seiring pulangnya mereka ke sarang. Kegelapan bergerak sangat perlahan, seperti langit mendung yang mendatangkan hujan, kegelapan yang masih mau berbagi dengan cahaya. (halaman 1)
Aduh, ngantuk saya bacanya. Saya mana tahan kalau harus membaca satu buku yang isinya kalimat puitis begitu. Makanya saya simpan lagi bukunya di rak.

Eh, waktu saya baca di kereta. Ternyata kalimat-kalimat puitis itu hanya di bagian prolog. Selanjutnya ya bahasa remaja yang ringan dan santai. Syukurlah.

Cerita dalam buku ini disampaikan melalui tiga sudut pandang. Semuanya ditulis dalam bentuk catatan harian. Yang pertama yaitu Jurnal (Bukan Diary) milik Rizal Zaigham Harahap. Rizal adalah murid SMA yang sangat terkenal di dunia maya dan mempunyai sekelompok fans yang bernama Rizal's Angels. Mengaku anti pencitraan tetapi sering melakukan pencitraan. Melalui blognya, Rizal menceritakan dirinya sebagai seorang anak orang kaya yang sering jalan-jalan ke luar negeri, ganteng dan bertubuh bagus. Padahal tubuh bagusnya dia dapatkan dari hasil mengangkat galon air minum dan tabung gas di Firdaus Boothcamp, toko kelontong milik ayahnya. Masalah muncul saat Cynthia-teman yang ditaksirnya mengetahui keadaan Rizal yang sebenarnya. 

Yang kedua yaitu Catatan Harian Seorang Tahanan Rumah milik Juni Shahnaz. Juni adalah gadis SMP yang tomboi dan cerdas. Namun dia pernah mempunyai pengalaman buruk sebagai korban bully. Sayangnya, sekarang dia pun menjadi pelaku bully sehingga membuatnya harus di-skors dari sekolahnya. Lebih parah lagi, ternyata perbuatan Juni tersebut juga mempengaruhi keberlangsungan usaha sablon yang dimiliki ayahnya. 

Dan yang terakhir yaitu Catatan milik David Christian Hadijaya. David adalah murid SD yang terobsesi menjadi detektif semenjak sering membaca buku-buku detektif milik Juni. Dia tergila-gila pada Detektif Conan sehingga lebih suka menyebut dirinya sebagai David Edogawa. David tinggal bersama ibunya yang memiliki usaha toko kue. Namun akhir-akhir ini sikap ibunya berubah. Sering melamun dan malas makan, sehingga badannya pun menjadi lebih kurus. David yang mempunyai naluri detektif mencoba berusaha untuk mengetahui masalah apa yang menimpa ibunya, sekaligus memecahkan misteri yang belakangan ini sering terjadi di rukonya.

Selain sibuk dengan kehidupannya masing-masing, mereka bertiga dipersatukan dalam sebuah operasi untuk menggagalkan usaha penjualan tanah surga. Operasi itu disebut PIA (Progressive Indirect Attack).

Sudah lama saya tidak membaca cerita tentang remaja. Dan saya benar-benar terhibur saat membaca buku ini. Sudah sepantasnya karena buku ini ditulis oleh dua penulis favorit saya. Kedua penulis tersebut mampu menciptakan karakter tokoh yang kuat. Selain perbedaan kata ganti orang pertama yaitu gue untuk Rizal, aku untuk Juni, dan saya untuk David. Gaya penulisan catatannya pun juga berbeda, membuat saya terbawa pada suasana yang lucu dan menyenangkan saat membaca catatan Rizal, suasana galau dan canggung saat membaca catatan Juni, serta suasana kaku saat membaca catatan David. Ya, bagi saya gaya penulisan catatan David terlalu kaku untuk usianya. Tapi memang sudah dijelaskan bahwa David tidak ingin disamakan dengan anak-anak lain. Dia merasa menjadi orang dewasa yang terjebak di dalam tubuh anak kecil. Wajar kalau gaya penulisannya tidak sama dengan anak SD pada umumnya.

Konflik yang muncul sangat pas dengan latar belakang kehidupan masing-masing. Selain konflik seputar hubungan orang tua dan anak, juga terdapat konflik lain yang biasa terjadi pada kehidupan remaja. Dari segi alur cerita, saya tidak terlalu suka dengan catatan milik Juni karena selain terkesan lambat, hanya sedikit informasi tambahan yang diberikan, sebagian besar sudah dijelaskan di catatan milik Rizal. Sedangkan dari segi ending, penutup catatan milik David-lah yang paling seru. Meskipun sejak awal saya sudah bisa menebak keadaan David, namun bukan itu kejutannya. Ada kejutan lain yang tidak saya sangka. Lalu bagaimana dengan nasib surga mereka? Jawabannya baru bisa didapatkan di bagian epilog. 

Secara keseluruhan, saya sangat menyukai buku ini. Sarat akan pesan moral yang dapat dijadikan cermin bagi para remaja.

Dok. Pribadi
Ditambah lagi desain sampul yang cantik, warna yang unyu dan gambar yang menarik. Yaitu tiga buah ruko tampak depan yang apabila dibuka, maka dibaliknya ada gambar surga serta Rizal bersama gadget-nya, Juni bersama buku-bukunya, dan David bersama penyelidikannya. Ilustrasi yang menarik di setiap bab juga menambah cantik penampilan buku ini. Kekurangannya hanyalah posisi ruko yang tidak konsisten antara gambar di sampul depan buku dengan isi cerita.

Rating

Saya memberikan empat dari lima bintang untuk buku ini.

7 comments:

  1. Menarik! Sempet mau nonton filmnya, tapi ga ada yang mau nemenin. :| Ga jadi deh. Kapan-kapan saya baca bukunya. :)

    ReplyDelete
  2. wah karyanya Clara NG ya penulis novel kesukaannku

    ReplyDelete
  3. Aku belum baca, Mak. Kata teman-teman memang bagus. Makasih reviewnya. Jadi bikin tambah mupeng baca xixixi.

    ReplyDelete
  4. Ini keluar bukunya dulu apa filmnya dulu ya?

    ReplyDelete
  5. kunjungan perdana di blog ini, sambil baca2 :)
    salam kenal, visit back blogq ya

    ReplyDelete
  6. temenku banyak yang merekomendasikan buku ini dr kemarin2, tp belum ada duit jd belum sempat mampir deh ke GM. Yang pasti Gardenia, wilayah Jakbar deh alias lokasi asli setahuku

    ReplyDelete