Thursday, January 23, 2014

Resensi Laguna @ Koran Jakarta

Kemarin saya dapat kejutan yang menyenangkan. Resensi saya untuk Laguna, karyanya Kang Iwok dimuat di rubrik Perada-nya Koran Jakarta. Saya kirim hari Senin, tapi hari Selasa saya udah langsung pasrah enggak akan dimuat. Kenapa? Karena saya baru sadar kalau saya lupa nyantumin judul resensinya. Duh, teledor banget (jangan ditiru yah). Eh, ternyata dimuat juga hari Rabunya. Enggak nyangka banget :D

Ini resensi versi asli dari saya.



Detail Buku
Penulis: Iwok Abqary
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, November 2013
Tebal: 232 halaman
ISBN: 978-602-03-0053-5
Harga: Rp 48.000

Resensi
Patah hati, itulah yang membuat Arneta Djajakusuma melarikan diri ke Pulau Bintan dan bekerja sebagai Marketing and Sales Manager di Blue Lagoon Resort. Di sana Neta mempunyai sebuah tempat favorit, laguna yang tenang, damai, dan indah (hal.33). Tempat di mana dia mengubur luka lamanya, melarungkan rasa cinta sekaligus rasa sakitnya pada Galang, mantan kekasihnya. Sudah dua tahun laguna itu menjadi tempat Neta menghabiskan banyak waktu. Pesonanya begitu menyihir dan ketenangannya cukup membuat Neta sesaat melupakan masalahnya.

Namun ketenangan yang dirasakan Neta tiba-tiba terusik ketika muncul seorang General Manager baru, Mark Peter. Lelaki muda, bertubuh tinggi tegap, berkulit putih kemerahan, berambut agak pirang, dan... ganteng (hal. 20). Sayang tampilan fisiknya berbanding terbalik dengan sikapnya, setidaknya begitulah yang dirasakan Neta. Di hari pertama kedatangannya, Mark sudah mempermalukan Neta dengan menegur Neta di hadapan para staf lain. Tentu saja Neta tidak diam saja. Sebagai anak tunggal pemilik resor, Neta meminta ayahnya untuk segera memecat Mark. Permintaan yang sia-sia karena alasan Neta ternyata tidak cukup kuat untuk dikabulkan ayahnya.

'Perang' antara Neta dan Mark terus berlanjut ketika Mark menantang Neta untuk meraih target market tiga ratus persen dari semester sebelumnya hanya dalam enam bulan (hal. 55). Tantangan tersebut langsung diterima oleh Neta. Selama berhari-hari kepalanya dipenuhi oleh program promosi, perhitungan anggaran dan profit. Hasilnya cukup memuaskan, program kerja yang disusunnya disambut dengan sangat antusias oleh seluruh staf divisi sales and marketing.

Namun tidak begitu dengan Mark. Dia menganggap bahwa biaya operasional untuk program promosi yang disusun Neta terlalu besar, sehingga harus dipotong. Neta dan Mark berdebat sengit hingga berujung pada pertaruhan bodoh atas keberlanjutan karir Neta di Blue Lagoon Resort (hal. 77). Neta pun berusaha keras menyusun strategi untuk memenangkan taruhan dengan Mark. Namun sebesar apapun usaha yang dilakukan Neta, Mark tidak pernah menghargainya. Neta merasa kesal bukan main.

Perasaan Neta semakin tidak menentu ketika tanpa sengaja dia bertemu lagi dengan Galang dalam perjalanan sales call ke Jakarta. Tanpa disangka-sangka Galang mengejar Neta ke Pulau Bintan dan melamarnya di laguna (hal. 190). Ya, laguna yang selama ini menjadi saksi atas kekecewaan Neta pada Galang, kini justru menjadi saksi atas pembuktian cinta Galang pada Neta. Namun di sisi lain, kedatangan Galang ke Blue Lagoon Resort malah membuat sikap Mark menjadi semakin aneh.

Benci jadi cinta, itulah inti cerita dari novel ini. Tema yang sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun penulis menyajikannya dengan cara yang berbeda. Apalagi cerita ini dilatari sebuah usaha resor di Pulau Bintan. Pembaca tidak hanya disuguhi dengan kisah cinta Neta, tapi juga pesona keindahan Pulau Bintan, sekaligus seluk beluk dunia marketing sebuah resor.

Penggunaan sudut pandang orang ketiga dalam cerita ini cukup tepat, membuat pembaca dapat dengan mudah merasakan pergolakan batin yang dijalani tokoh-tokohnya. Tidak hanya dari sisi Neta, tapi juga dari sisi Mark. Meskipun sejak awal hingga pertengahan cerita penulis hanya mengeksplor cerita dari sisi Neta, menjelang akhir cerita pembaca pun dapat menyelami perasaan Mark sehingga rasa penasaran pada sikap Mark pun dapat terjawab.

Meskipun novel ini berlabel Amore, namun tidak banyak adegan romantis yang bertaburan dalam cerita ini. Sebagai debut novel romance dari penulis yang terkenal dengan buku-buku anak dan komedi, hal ini tentu dapat dimaklumi. Gaya bahasa yang digunakan pun ringan dan segar, namun tetap manis layaknya cerita cinta pada umumnya.

~~~



Untuk versi yang sudah diedit bisa dibaca di sini.

21 comments:

  1. uwaaaa...selamat mbk,makan makannnn.....pulau bintan bener2 cantik mbk^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. aahh kpn ya saya bisa ke pulau bintan...

      Delete
    2. aku juga ngiler pingin ke pulau bintan.. katanya lagunanya bagus banget T.T ngiler juga ah mau cari bukunya...

      Delete
  2. Replies
    1. pengalaman pertama nih.. smoga bukan keberuntungan pemula :D

      Delete
  3. wah selamat mba, makan2 nih kaya'a, hehe

    ReplyDelete
  4. mantap nih! cinta - cinta yang enggak menye2 harus dikoleksi nih :D

    ReplyDelete
  5. wah selamat semoga semakin semangat menulis ...

    ReplyDelete
  6. Aiih keren amat mbak, bisa dimuat Korjak. Trus Korjak ngasih judul apa?
    Eh, hampir lupa. Selamat ya :)

    ReplyDelete
  7. wah hebat, selamat ya mbak. Haru sbelajar nih aku cara buat resensi. Mbak maaf ya aku baru bisa mampir lagi.

    ReplyDelete
  8. kereeen, dimuat di koran ya sob? salut d(^_^)b

    ReplyDelete