Friday, January 23, 2015

Review: Cuma Sama Kamu

Dok. Pribadi
Detail Buku
Judul: Cuma Sama Kamu
Penulis: Kim Jong Hyun
Editor: Ambra
Penerbit: Diva Press
Cetakan: pertama, November 2014
Tebal: 332 halaman
ISBN: 978-602-255-694-7
Harga: Rp 42.000 

Review
Nadia Saraswati merupakan mahasiswa Indonesia yang baru saja menyelesaikan studinya di Korea. Namun menjelang kepulangannya ke Indonesia, hatinya terasa sangat menderita. Perasaan cintanya pada Jang Geun Suk rupanya bertepuk sebelah tangan. Karena hingga kini, laki-laki Korea itu tidak pernah menyatakan perasaannya. Geun Suk memang sempat meminta Nadia untuk bertemu, tapi setelah hampir tiga jam Nadia menunggu, laki-laki itu tidak pernah muncul.
Aku menangis terisak. Aku tidak tahu pasti tangisanku ini untuk apa, apakah aku kecewa tidak dapat bertemu dengan Geun Suk untuk terakhir kalinya atau adakah kecewa karena aku telah diperdaya oleh lelaki itu?
(Halaman 53)
Di Indonesia, orang tua Nadia berusaha mendekatkannya dengan Reihan--seorang dokter dengan fisik yang menarik, anak teman lama ayahnya.
"Ayah sebenarnya suka dengan sifat Reihan, jadi tidak salah kalau Ayah ingin menjadikan dia sebagai menantu."
(Halaman 62)
Tujuh bulan kemudian, Nadia dikejutkan dengan kabar yang disampaikan oleh Paman Yusuf--paman Geun Suk yang menikah dengan orang Indonesia dan menjalankan usaha restorannya di Jakarta. Ternyata pagi itu, Geun Suk mengalami kecelakaan sehingga dia tidak dapat datang menemui Nadia. Dan yang lebih mengejutkan lagi, tiba-tiba Geun Suk muncul di hadapan Nadia.
"Apa pun yang sudah terjadi memberikan kita pelajaran untuk lebih menghargai cinta kita. Cinta ini sangat susah untuk disatukan dan kita sama-sama berjanji untuk tidak bepisah lagi setelah ini. Janji."
Kata-kata Geun Suk itu penuh dengan harapan, namun aku masih tidak mampu berjanji apa-apa.
"Kita ini berbeda. Berbeda dilihat dari segala hal." Akhirnya kata-kata itu terucap.

(Halaman 77)
Menggunakan sudut pandang orang pertama dari sisi Nadia, penulis mengajak pembaca untuk menyelami hubungan asmara yang terjalin antara Nadia--seorang Muslim kebangsaan Indonesia yang berasal dari keluarga sederhana--dengan Geun Suk--seorang non-Muslim kebangsaan Korea yang berasal dari keluarga kaya raya. Tentu saja, kita semua tahu bahwa hubungan yang seperti itu--bisa tetapi--sulit untuk dilanjutkan. Keputusan Nadia untuk menerima cinta Geun Suk akhirnya mendapat tentangan dari orang-orang terdekatnya.  

Sayangnya, cerita dalam novel ini dimulai dengan pertemuan antara Nadia dan Geun Suk yang bisa dikatakan klise, tabrakan :D Untungnya, cara bertutur penulis cukup mengalir dan nyaman dibaca, sehingga membuat saya cukup terhibur dan ingin terus mengetahui bagaimana kelanjutan ceritanya. 

Namun, saya juga merasa kurang sreg dengan karakter kedua tokoh utamanya. Sikap dan pemikiran Nadia lebih cenderung seperti tokoh-tokoh dalam novel teenlit. Padahal, Nadia kan sudah dewasa. Begitu juga dengan karakter Geun Suk yang sering menangis. Membuat saya semakin tidak tertarik pada laki-laki Korea :p

Selain itu, setting ceritanya pun biasa saja. Saya tidak merasakan sesuatu yang spesial yang membuat saya seolah-olah sedang berada di Korea, atau di Surabol, atau di tempat lainnya yang menjadi setting novel ini.

Konfliknya pun terasa datar. Masalah yang terjadi antara Sarah--sahabat Nadia--dan tunangannya sempat membuat cerita menjadi lebih seru. Emosi saya sempat naik turun pada bagian tersebut. Tapi setelah itu, biasa lagi. Sisa cerita hanya berkisar pada keinginan Geun Suk untuk menjalin hubungan dengan Nadia--yang terus menolaknya. 

Walaupun begitu, saya acungkan dua jempol untuk pesan moral yang terselip di dalamnya. Semoga buku ini bisa dijadikan teladan bagi para remaja Muslim di Indonesia. Karena dalam novel ini, Nadia digambarkan sebagai perempuan Muslim yang cukup bisa menjaga diri. Tidak mau bersentuhan dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, meskipun hanya berpegangan tangan dengan Geun Suk. Kalaupun terjadi, hanya pada kondisi-kondisi tertentu saja, misalnya ketika kaki Nadia sakit dan tidak bisa berjalan.

Tapi jangan salah, Nadia juga manusia biasa loh. Sebagai perempuan normal, wajar apabila dia mempunyai rasa ketertarikan pada fisik lawan jenis. Tetapi dia tidak membiarkan perasaan tersebut menguasai dirinya. Di antara serbuan novel-novel yang mengekspos adegan-adegan pegangan tangan, ciuman, pelukan, novel ini keren!
Geun Suk sekarang sudah berada di dekatku. Wajahnya berkerut-kerut dan keringat sudah mulai memercik di keningnya. Jaket denimnya yang berwarna biru ditanggalkan dan sekarang dia hanya memakai kaus ketat tipis di badannya. Aku cepat-cepat mengalihkan pandangan darinya.
(Halaman 305)
Novel ini juga mengingatkan pada kita untuk tidak terbuai dengan cinta. Perasaan cinta memang anugerah dari Allah. Namun jangan sampai kita dibutakan oleh cinta. Agama dan rida dari orang tua lebih utama ;)

Rating
Dua setengah dari lima bintang untuk novel ini :)

21 comments:

  1. Boleh minta gratis gak bukunya mbak....

    ReplyDelete
  2. menarik bukunya...
    salam kenal ya sekalian izin folllow

    ReplyDelete
  3. Hmm... karakter cowoknya gampang nangis? Emm... *melipir*

    ReplyDelete
  4. Mba nathalia, kami punya komunitas yang fokusnya meresensi buku. Bisa lihat www.Kupasbuku.com. Kami sangat terbuka jika mba nathalia ingin bergabung dengan kami. Untuk ngobrol2 bisa hubungi saya di sonta.manalu@Gmail.com. Terima kasih.

    ReplyDelete