Detail Buku
Judul: 5 Guru Kecilku - Bagian 1
Penulis: Kiki Barkiah
Editor: Aditya Irawan
Penerbit: Mastakka Publishing
Cetakan: kedua, Oktober 2015
Tebal: 241 halaman
ISBN: 978-602-73274-0-5
Review
Sudah cukup lama saya membaca buku ini. Bagian keduanya pun sudah beberapa bulan nangkring di rak buku. Makanya, sebelum membaca bagian duanya, saya mencoba membaca ulang buku ini, sekalian membuat review-nya.
Ternyata, meskipun sudah pernah membacanya, enggak ada yang berubah dengan perasaan saya ketika membacanya untuk yang kedua kali. Tetap panas dingin, hihihi.... Maksudnya hati terasa lebih adem saat membacanya, sekaligus menjadi lebih bersemangat untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi. Makanya, kalau sedang galau mengenai pengasuhan anak, langsung baca buku ini deh.
Isinya bukan tentang teori pengasuhan, tetapi mengenai praktik pengasuhan yang diterapkan oleh penulisnya, Teh Kiki Barkiah. Jadi, Teh Kiki ini mempunyai lima orang anak, merantau di USA, tanpa ART, serta melakukan homeschooling pula. Superwoman banget ya?
Enggak juga sih, karena layaknya manusia biasa, Teh Kiki juga mengalami berbagai problematika dalam menjalankan amanahnya sebagai seorang ibu. Makanya, beliau menuliskan curahan hatinya dalam status Facebook. Tapi, bukan curhat sembarang curhat loh. Karena Teh Kiki selalu berhasil mengambil hikmah dari setiap masalah yang dialaminya. Ketika status-statusnya dikumpulkan, maka jadilah buku ini.
Tidak ada yang lebih sempurna dari Rasulullah SAW dalam pengasuhan anak. Maka tidak perlu kita mengatakan "kami merasa gagal menjadi orang tua" namun katakanlah "bersama Allah kami bisa lebih baik lagi".
Kumpulan kisah ini dibuka dengan tulisan berjudul "Niatmu Kekuatanmu" yang menekankan bagaimana cara pandang Islam mengenai keturunan. Anak bisa menjadi perhiasan hidup dan penyenang hati. Tetapi anak juga bisa menjadi cobaan hidup, bahkan musuh. Oleh karena itu, saat mengalami tantangan dalam pengasuhan, Teh Kiki mengingat kembali niat dan tujuannya sebagai orang tua. Agar dapat membesarkan anak saleh yang akan memintakan ampunan di akhirat nanti.
Terdapat 35 buah tulisan penuh ilham yang disampaikan dengan bahasa yang ringan dan jujur dalam buku ini. Temanya bervariasi. Mulai dari mengatasi perilaku buruk anak, membentuk rasa kasih sayang antar saudara, pergaulan dengan teman, pendidikan seks, pilihan untuk hidup tanpa TV, cara menanamkan nilai-nilai Islam, menerima potensi dan kelemahan masing-masing anak, hingga kisah taaruf yang singkat dan proses pernikahan yang mudah, serta impian besarnya.
Dalam tulisan yang berjudul "Antara Saya, Homeschool, dan 24 Jam", Teh Kiki enggak segan-segan untuk membagikan jadwal kesehariannya. Terdapat beberapa contoh kombinasi kegiatan (menyusui, pekerjaan harian, dan sesi homeschooling) yang bisa dilakukan dalam satu waktu. Teh Kiki pun menceritakan bagaimana pembagian tugas bagi keempat anaknya (karena anak yang terakhir masih bayi) dalam tulisan yang berjudul "Pengasuhan Anti Stres dan Anti Marah-Marah Itu Ada Caranya". Dengan adanya perencanaan, kehebohan dalam pengasuhan anak dapat diminimalkan. Walaupun kini hidup tanpa asisten rumah tangga, namun Teh Kiki sangat menghargai kehadirannya, memaklumi kekurangannya, serta mendoakannya.
Memang ya, kalau niatnya ibadah, cara pandangnya pun spesial. Lihat saja sudut pandang positif yang dimiliki Teh Kiki dalam mengatasi berbagai macam masalah pengasuhan. Contohnya yaitu ketika menghadapi anak yang picky eater.
Insya Allah pahala membujuk makan para balita tak kalah dengan pahala melobi tender proyek bagi para suami yang bekerja dengan berdasi rapi.
(Halaman 155)
Bagian yang paling saya suka yaitu ketika Teh Kiki menceritakan interaksinya dengan Ali (putra sulungnya). Apalagi penuturannya tentang kisah awal hidup Ali, hmmm indah sekali....
11 tahun yang lalu, seorang wanita istimewa dipilih Allah untuk melahirkan Ali. Namun karena kasih sayang-Nya, Allah lebih memilih untuk mengambil beliau di usia muda, dengan terlebih dahulu menggugurkan dosanya melalui sakit kanker yang dialami beliau. Dan karena kasih sayang-Nya pula, Allah memberikan kesempatan beliau untuk memiliki simpanan berupa seorang anak yang terlahir beberapa hari sebelum akhir usianya.
(Halaman 152)
Dalam buku ini, Teh Kiki juga menunjukkan betapa pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak.
"Ummi sudah sangat berusaha, mengurus semua keperluan anak-anak. Keperluan tubuhnya, ilmu kognitifnya, pendidikan karakternya, bahkan mengajar Islam dan Al-Quran. Ummi mau bantu bapak agar bapak kelak bisa mempertanggungjawabkannya di depan Allah. Tapi Ummi gak sanggup kalo sendirian, karena bagaimanapun itu tanggung jawab bapak." Alhamdulillah sejak saat itu bapak melipatgandakan kekuatan untuk 'turun langsung' mendidik anak-anak.
(Halaman 149)
Kesimpulannya, buku ini sangat direkomendasikan. Keikhlasan Teh Kiki untuk merelakan ijazah cap gajahnya tersimpan rapi di dalam map, kesabarannya dalam menghadapi 5 guru kecilnya, serta sikap terbukanya dengan suami begitu menginspirasi. Menghangatkan jiwa.
Repot urusan anak di waktu kecil itu PASTI.
Repot urusan anak di waktu dewasa itu PASTI ADA YANG SALAH.
Repot urusan anak di negeri akhirat itu PASTI MERUGI.
Rating
Empat setengah dari lima bintang.
dibutuhkan kerja sam aibu dan bapak untuk mengasuk ya. bukunya menginspirasi padahal baru baca reviewnya aja nih
ReplyDeletehayu baca bukunya mba, seru :)
DeleteWah ini buku yg nge hits banget..tapi saya blm baca..
ReplyDeleteMakasih reviewnya
Memang parenting itu isinya sabar..sabarr
iya mba :)
Delete